24 Mei 2010

Pang Peunaroe & Radja Djamal al Alam Badiral Munir

Han kong neurok meutan bajoe
Han kong Nanggroe meutan Radja
Hana di gob na di tanyoe
Saboh inong dua lakoe
Saboh Nanggroe dua Radja

Kata-kata itu keluar dari mulut Pang Peunaroe, pada saat rapat ulee balang-ulee balang wilayah pidie. Hari itu sebenarnya hari duk pakat
mengadakan perang melawan


Radja Djamal al Alam Badiral Munir yang di
adakan oleh Pocut Uk anak dari Radja Sultan Ala Addin Johan Syah (1155-1181H/1741-1767M).

Pada saat itu pemerintahan dipimpin oleh dua orang radja yaitu Djamal al Alam yang berkedudukan di gampong jawa dan Pocut Uk di Kampung Pandee

Sebelumnya Pocut Uk tidak pernah memperdulikan akan hal itu, tetapi pada suatu hari Pocut Muhammad (saudara Pocut Uk) datang ke Gampong pande, kemudian ia duduk-duduk di sebuah balai dengan

beberapa orang lainnya.Tidak lama berselang datang lah Radja Djamal al Alam kebalai tersebut. Semua orang memeberikan hormat, namun Pocut Muhammad tidak. Radja Djamal al Alam Badiral Munir marah karena ia merasa dihina, lalu ia mengatakan :



Incin di putu hanjheut bak geutik

Aneuk Gundek han kuboh Radja 


Pocut Muhammad adalah anak keturunan dari gendik nya Radja, sehingga memunculkan pro dan kontra akan hal menjadi raja, sebenarnya Pang Peunaroe tidak mau ikut berperang melawan Radja Djamal disebabkan Radja Djamal pernah membantunya dalam perang melawan Beuntara Seumasal Geulumpang Payong. Pada saat itu Pang Peunaroe luka parah dan Radja Djamal menyelamatkannya dan merawat nya di Gampong jawa. Sesudah sembuh ia di berikan sedikit uang untuk pulang ke Keumangan, Pidie. 

Akhir nya Perang Pecah dan berlangsung segit. Pasukan Pocut uk dan Ulee balang-Ulee balang mengepung kota selama 3 bulan. Tetapi tidak bisa memasukinya. Akhir nya pang peunaroe datang juga dengan rakyatnya, setelah mengatur stategi ulang terpilihlah pasukan dari Pang Peunaroe yang maju pada garis terdepan. Radja jamal mendengar akan hal ini, segera ia keluar dengan membawa senapan dan berkata: 



Wahee aneuk Pang Ulee Peunarue,
Nateukeunoe po Bentara,
Masa perang Geulumpang Payong,
lon gule krong jak cok gtla.

Lhee ploh peuet pat luka diasoe,
Gata Ion puwoe u gampong Jawa,
Beungoh Seupot gata Ion sibu,
Tuan putroe yang padu bawa.


Ka abeh pikee aneuk meutuah.
Nyoe meunalah po Bentara.
Abeh ngon meueh asoe peuloe,
Putroe pedjarue aneuk keugata.

Peudeung meutampok,
Siwaih mempudoë,
Seunalin kamoe keu Bantara,
Talake ubat beude sinaleh,
Peuleumah Gaseh bri sigunca,
Sep uroe nyoe aneuk meutuah,
Tuhan balah but gata.

Dor.. dor… suara senapan Radja Djamal mengenai sebuah dahan pohon geulumpang yang berada tepat diatas Pang peunarue. Pang peunarue luka parah dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dibawah batang geulumpang tersebut dengan beberapa pasukannya yang bersebelahan dengannya.
Setelah itu Radja jamal lari dan kerajaannya terkalahkan.


by: Rampagoe Tumpoi


1 komentar:

Unknown mengatakan...

siapa bilang pocut muhammad anak gundik raja? haah bisa aja lu. dasar goblok!!! Sultan Ala Addin Johan Syah itukan sultan aceh yg sebenarnya, dan moyangnya yg membangun keurajaan acheh bukannya si jamal al alam itu ,dia itu apa haknya terhadap keurajaan acheh? kami lebih tahu pocut muhammad daripada lo. pengkhianatan ulama acheh dari india itu yg memberi jamaloilalam utk mencoba berkuasa.pengkhianatan ulama acheh pula yg ikut membunuh sultan firmansyah( raja pariaman).

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar